Hj.Kartika Sandra Desi, SH.,M.M. melakukan kunjungan ke Taman Nasional Wasur Merauke Prov. Papua Selatan. Taman Nasional Wasur memiliki kekayaan dan keunikan luar biasa secara ekologi, sosial dan budaya yang membentang pada kawasan seluas 413.810 ha.
Taman Nasional Wasur ini merupakan salah satu kawasan konservasi yang istimewa karena ada 4 suku asli yang bermukim di dalam kawasan. Kearifan lokal masyarakat adat disana terasa sangat kuat dalam upaya ikut mengelola sumber daya alam yang mana selain itu, suku asli ini pun menjadi daya tarik wisata.
Taman Nasional Wasur ini terletak di Merauke, kawasan paling Timur Indonesia ini merupakan Ramsar Site (Situs Lahan Basah) yang ditetapkan sejak tahun 2006 berperan untuk melindungi kelestarian dan fungsi lahan basah di dunia, serta telah menjadi anggota East Asian Australian Flyway (EAAF) Site Network karena dianggap berperan penting sebagai tempat persinggahan dan tujuan migrasi bagi burung-burung migran.
Potensi faunanya tercatat 80 jenis mamalia, dimana 34 spesies telah teridentifikasi dan 32 spesies di antaranya merupakan satwa endemik Papua. TN Wasur juga menjadi surga bagi 403 spesies burung, dengan 74 jenis di antaranya merupakan burung endemik Papua dan 114 spesies termasuk yang dilindungi.
"Hampir setengah tahun kawasan ini terendam air pada musim hujan dan selebihnya berubah menjadi kering. Padang rumput dan savana tempat merumput kanguru dan rusa berubah menjadi rawa dan kolam, menjadikan kawasan ini kaya dengan keanekaragaman hayati".
Taman Nasional Wasur ini merupakan wilayah adat dari masyarakat Malind Anim yang terdiri dari 4 suku yaitu suku Malind Imbuti, Kanume, Marori Men Gey dan Suku Yeinan dengan marga dan sub marga masing-masing. Masyarakat suku asli memiliki aturan-aturan informal dan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam.
Masyarakat Malind Anim identik dengan alam sehingga alam harus dijaga dan dilestarikan dengan hukum adat. Upaya perlindungan wilayah yang dimiliki masyarakat adat umumnya melekat dalam kehidupan mereka agar pemanfaatan sumber daya alam dapat berkesinambungan.
"Karena hidup para masyarakat adat disana sangat bergantung pada hutan, untuk itu kami (Komisi IV) berkomitmen agar Taman Nasional Wasur ini tetap dilestarikan dan dijaga sampai kapanpun, selain itu masyakarat adat perlu dilibatkan dalam pemberdayaan melalui kegiatan wisata alam yang nantinya dapat mendukung perekonomian masyarakat adat. Dikatakan bahwa anak-anak di daerah tersebut rata-rata berpendidikan rendah, maka kita ingin mereka pun mendapat kesempatan yang sama dan bisa diterima di perguruan tinggi nasional". |